Mohadi Zainuri (70), warga Dusun Banyakan, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Rabu malam (17/9) sekitar pukul 19.20 WIB tewas mendadak usai melakukan terapi di parit yang mengalir limbah cair dari pabrik gula PG Madukismo.
Kapolsek Kasihan Bantul AKP Edi Sugiharto, Kamis, membenarkan ada warga yang sedang melakukan terapi di saluran limbah cair PG Madukismo.
Warga yang diketahui bernama Mohadi Zainuri itu ditemukan oleh anaknya sendiri Puji Rianto dalam keadaan pingsan, namun saat dilarikan ke rumah sakit korban meninggal.
"Polisi masih melakukan penyelidikan terhadap kejadian yang menimpa korban," katanya.
Sementara anak korban, Puji Rianto mengatakan, ayahnya saat ditemukan dalam kondisi pingsan di saluran limbah cair PG Maduskismo.
"Saya membawa ayah ke Rumah Sakit Kalimosodo, namun belum sempat mendapatkan pertolongan, ayah sudah meninggal," katanya.
Di kalangan masyarakat setempat selama ini dipercaya aliran limbah cair PG Madukismo dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti rematik, asam urat, dan penyakit kulit.
"Ayah saya punya penyakit nyeri punggung, dia ingin berendam di aliran limbah cair PG Madukismo karena banyak cerita bahwa limbah cair itu bisa menyembuhkan berbagai penyakit," katanya.
Menanggapi kasus tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul dr Siti Noor Zaenab menyatakan Dinas Kesehatan Bantul bersama Balai Penelitian Kesehatan Lingkungan (BPKL) masih meneliti kandungan air limbah PG Madukismo.
Penelitian dilakukan dengan cara mengambil sampel air untuk meneliti apakah kandungan air limbah itu berbahaya bagi masyarakat atau tidak.
Ia mengatakan, hasil penelitian baru bisa diketahui dalam waktu tiga minggu ke depan.
"Saya belum bisa melakukan tindakan apa-apa kepada masyarakat yang memanfaatkan air limbah tersebut, baik imbauan maupun larangan, karena masih menunggu hasil penelitian. Hanya saya berharap masyarakat berhati-hati saja," katanya.